"Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, jika kamu berpegang teguh dengan keduanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku." (HR. Ibnu Abdil dan Abu Bakar Asy-Syafi’i)

Banner 468

Sabar (Bagian 1)

Posted by Mari Bersholawat on - -

Ketika kita ditimpa suatu musibah / bencana, Seringkali kita diingatkan oleh orang 2 disekitar kita untuk bersabar.

Manakala sesuatu yg kita sukai hilang, seseorang yg kita cintai pergi, atau suatu bencana menimpa kita, maka hampir bisa dipastikan bahwa kita akan mengalami kesedihan, kecewa, atau bahkan depresi.

Dan dikala kita yg mengalami kesedihan dan kekecewaan tsb, orang-orang disekitar kita yg biasanya tidak ikut merasakan / mengalami kesedihan tersebut berkata dan mengingatkan kita untuk sabar.

Terkadang mulut ini ingin berteriak sekeras2nya, hati ini ingin meronta karena kecewa dan mempertanyakan kenapa, kenapa, dan kenapa semua ini terjadi pada kita. Dan pada akhirnya isak tangis dan air mata yang menemani selama beberapa saat kedepan.

Terkadang rasanya ingin berteriak kepada orang-orag yg mengingatkan kita untuk sabar; "Kamu bisa bilang sabar karena kamu tidak mengalaminya, tapi akulah yang mengalaminya".

Namun apa bisa dikata, siapa yang bisa kita salahkan ketika suatu hal yg tidak menyenangkan menimpa kita.

Tahukah anda kenapa orang disekitar kita mengingatkan kita untuk bersabar?
Tahukah anda kenapa kita mengalami musibah?

Artikel ini mengkaji mengenai hal itu.

Dalam kehidupan ini, tiap manusia akan mengalami pengalaman dan perasaan bahagia, dan juga perasaan dan pengalaman yang menyedihkan. Kebahagiaan dan kesedihan akan selalu hadir silih berganti dalam kehidupan manusia selama manusia itu hidup.

Allah telah menciptakan dunia ini penuh dengan ujian dan cobaan untuk menguji tingkat ketakwaan hamba-hambanya.

Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam Surat
Al-Baqarah (2) : 214

مْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ


2.214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Allah akan memberikan ujian dan cobaan bagi tiap hambanya dengan malapetaka dan kesengsaraan. Apakah setelah ditimpa musibah dan kesengsaraan itu hamba tersebut tetap berlindung dan meminta pertolongan Allah atau dia berpaling pada yang lain.

jadi ga peduli yang beriman dan beramal sholeh maupun yang kafir,maksiat dan ugal-ugalan, semua akan kebagian malapetaka dan kesengsaraan selama hidup di dunia.

Cobaan yang dimaksud pada ayat diatas adalah takdir dari Allah yang dimaksudkan untuk menguji tingkat ketakwaan hamba-Nya.

Jika setelah diuji dengan cobaan hamba tersebut malah berpaling dan melakukan maksiat / hal tercela lainnya yang menimbulkan dosa, maka perbuatan hamba tersebut akan mengakibatkan ditambahnya musibah yang menimpa pada hamba tersebut.

Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam Surat
Ash-Shura (42) : 30

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ


42.30. Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Jadi jika kita ditimpa suatu kejadian yang tidak kita inginkan, hendaklah kita berinstrospeksi diri. Karena bisa jadi itu berupa musibah yang datang disebabkan karena kesalahan2 kita. Dan juga sabar dalam menjalaninya karena bisa jadi kejadian tsb merupakan cobaan dari Allah untuk menguji tingkat ketakwaan kita.

Satu hal yang harus kita garis bawahi, yaitu bahwa semua musibah itu hanya bisa datang pada kita jika Allah mengizinkan. Jadi jika suatu musibah telah menimpa kita, maka berarti Allah telah mengizinkan musibah itu untuk menimpa kita.

Hal ini telah difirmankan oleh Allah dalam Surat
At-Taghabun (64) : 11

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


64.11. Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Karena segala cobaan dan musibah pasti datang dan terjadi atas izin Allah maka hendaklah kita tetap beriman dan berlindung kepada Allah jika musibah / cobaan itu terjadi, Serta bersabar dalam menghadapi dan menjalaninya.

Perintah untuk bersabar itu telah difirmankan ole Allah dalam Surat
Al-Baqarah (2) : 155

لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ


2.155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah akan memberikan cobaan kepada kita dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa dan buah buahan.

Semua cobaan tersebut adalah untuk menguji tingkat ketakwaan kita. Apakah kita sabar dan tawakal dalam menghadapinya, ataukah kita berpaling dan menjauh dari Allah.

Dalam Ayat tsb Allah berfirman untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

Siapakah Orang2 yang sabar ini?

Pada Ayat berikutnya Allah berfirman
Al-Baqarah (2) : 156

ِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ


2.156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" .

Yaitu orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah".

Selain itu Allah juga memberikan cobaan berupa harta dan anak, kepada hambanya.

Hal ini telah difirmankan oleh Allah dalam Surat
Al-Anfal (8) : 28

اعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ 

8.28. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

hal ini juga dimaksudkan untuk menguji tingkat ketakwaan hamba-Nya ketika dia berada dalam kelapangan harta dan memiliki anak2 yang mereka banggakan. Apakah mereka menjadi hamba yang bersyukur, ataukah mereka berubah menjadi orang yang takabur / sombong.

Bersambung........

Categories: ,

Delete this element to display blogger navbar